!-end>!-weather>
Popular Posts
-
Haiii, I'm back. Now I will tell you about my new fandom "Inner Circle" my bias is Song Mino, he is rapper mmm or maybe hands...
-
Hey. As you can tell, my name is Anisya. I'm only some random student from a...pretty great school (I think). I'm not a genius (like...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
Powered by Blogger.
Pages - Menu
Blog Archive
About Me
Labels
Blogger templates
Blogger news
KONSER
Hari ini hari yang sangat melelahkan, sekarang
tepat pukul 3 sore aku baru pulang sekolah karena ada extrakurikuler yang harus
aku ikuti. Kulangkahkan kakiku menuju halte bus untuk melakukan perjalanan
pulang ke rumah. Tak lama kemudian bus pun datang, aku segera menaikinya
berharap segera bisa sampai rumah dan langsung beristirahat. Di perjalanan
pulang, aku menikmati suasana kota Jakarta yang begitu sibuk. Bunyi klakson
kendaraan yang bersaut-sautan, bunyi pedagang asongan yang menjajakan
dagangannya menambah kebisingan kota besar ini. Gedung-gedung besar menghiasi
kota ini, kulihat papan iklan yang kira-kira berukuran 3 meter bergambar
seorang artis yang sedang terkenal, artis yang banyak digandrungi gadis-gadis
seusiaku termasuk aku, yang sering menjadi bahan perbincangan di sekolah.
“Ahhhh, pasti enak sekali menjadi artis seperti itu, sudah tampan, banyak
disukai orang pula. Jika aku bisa bertemu dengannya, betapa bahagianya hati
ini.” Tak terasa bus sudah sampai di depan toko kecil di tengah gedung-gedung
apartemen. Aku bergegas turun dan segera masuk rumah “Assalamualaikum”.
“Waalaikumsalam” jawab orang tuaku senang. “Sudah pulang Nak, Ibu pun sudah
datang. Lalu aku kembali ke rumah untuk melanjutkan belajar ku. Jam sudah
menunjukkan pukul 10 malam, aku pun bergegas untuk tidur karena besok harus
bangun pagi agar tidak terlambat pergi ke sekolah. Aku selalu terbangun pada
pukul 4 pagi, tak lupa aku membantu pekerjaan Ibu entah itu menyiapkan sarapan,
ataupun yang lain. Setelah semua selesai aku segera mandi dan bersiap-siap
untuk pergi ke sekolah.
Sesampainya
di sekolah aku segera menuju ke kelas. Sesampainya aku di kelas, aku
berbincang-bincang dengan temanku soal artis yang aku lihat di papan iklan
kemarin. “San, kamu tahu nggak EXO bakal ngadain konser di Indonesia” sorak
Kyla gembira. “Wah, beneran kamu Kyl?” kataku tidak percaya. “Iya, beneran.
Kemarin aku lihat di official Twitternya EXO, kalau EXO bakalan konser di
Indonesia” kata Kyla meyakinkan. “Wahhhh, pasti akan menyenangkan.” Balasku.
“Iya, makanya kita lihat yuk! Aku pengen banget ketemu sama mereka, kamu mau kan
temenin aku lihat juga, janji ya.” Ajak Kyla. “Okay janji deh.” Tetetet! Tanda
bel masuk sudah berbunyi. Pelajaran pertama pun dimulai, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, bel pulang pun
berbunyi. Aku segera berkemas lalu pulang. Aku melangkahkan kakiku keluar dari
kelas. “San, beneran ya kamu temenin aku lihat konser, janji ya” ulang Kyla.
“Iya Kyl” jawabku. Di perjalanan pulang, aku terus memikirkan ajakan Kyla untuk
melihat konser itu. “Sebenarnya aku sedang tidak punya cukup uang untuk membeli
tiket konser itu, dan juga tidak mungkin jika aku meminta uang pada Ibu dan
Bapak. Karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah mepet, tapi apa
boleh buat. Kyla adalah sahabatku, aku tidak boleh membuat dia kecewa. Lagipula
aku juga ingin lihat konser itu.” Gumamku dalam hati. Sesampainya di rumah, aku
memikirkan cara bagaimana agar aku bisa lihat konser itu. Terbesit di pikiranku
“Oh ya, aku kan bisa menyisihkan separuh uang saku ku setiap hari, nggak papa
deh jika aku pergi dan pulang sekolah tidak naik bus. Yang penting Kyla tidak
kecewa padaku.” Gumamku. Sudah berminggu-minggu Sandra menyisihkan uang
sakunya.
Suatu hari, ketika Ibu
membersihkan kamarku, Ibu melihat sebuah kotak bertuliskan ‘Nabung untuk lihat
konser’ “Wah, rupanya Sandra sangat ingin lihat konser itu, sampai-sampai dia
berjalan ke sekolah” gumam Ibu. Toktoktok! “Assalamualaikum, Sandra pulang.”
“Waalaikumsalam, sudah pulang Nak? Pasti capek ya?” Tanya Ibu. “Ya lumayan Bu,
tapi nggak apa-apa hitung-hitung sekalian olahraga, hehe.” Candaku. “Ya sudah
kalau begitu, cepatlah istirahat.” Tutur Ibu. “Baik Bu” jawabku. Aku bergegas
ke kamar untuk berganti pakaian, setelah itu diambilanya kotak tabungannya dan
dibukanya. Aku pun mulai menghitung uang tabunganku “Alhamdulillah sudah
terkumpul cukup banyak, tapi ini masih kurang Rp 200.000,- sedangkan konser
akan dimulai 2 hari lagi. Bagaimana ini, bagaimana aku bisa menyisihkan uang Rp
200.000,- dalam waktu 2 hari? Uang sakuku saja hanya Rp 15.000. Apa aku harus
minta tambahan pada Ibu? Tapi aku takut Ibu jadi terbebani jika aku minta uang
senilai Rp 200.000,- pada Ibu.” Gumamku. “Sandra, ayo kita makan malam, Bapak
sudah menunggu.” Suruh Ibu. “Iya Bu” jawabku. “Mm, Pak, Bu.” Panggilku. “Iya
Nak, ada apa?” jawab Bapak dan Ibu bersamaan. “Jadi begini, Sandra ingin sekali
lihat konser idola Sandra, Pak, Bu. Sandra sudah berjanji pada Kyla untuk
melihat konser itu bersama, Sandra juga sudah berusaha menabung untuk membeli
tiket konser itu. Tapi masih kurang Rp 200.000,- dan konsernya tinggal 2 hari
lagi.” Ceritaku. “Lalu?” Tanya Ibu. “Boleh tidak Bu, jika Sandra meminta uang
tambahan Rp 200.000,- untuk membeli tiket konser itu?” tanyaku ragu. “Tentu
saja boleh, ini uangnya” jawab Ibu. “Terima kasih Bu, Ibu sangat baik pada
Sandra.” Jawabku senang. “Iya Nak, sama-sama.”
Keesokannya di sekolah, “San,
nanti sepulang sekolah kita pergi beli tiketnya ya.” Ajak Kyla. “Iya Kyl, tapi
aku nanti masih ada kegiatan PMR.” Jawabku. “Yaelah, yaudah deh nggak papa
nanti aku tunggu sama Lisa.” Jawab Kyla. “Wah, Lisa juga mau ikut lihat konser
ya? Seru dong tambah rame deh.” Jawabku senang. Sepulang sekolah aku langsung
pergi ke UKS untuk mengikuti kegiatan PMR, 1 jam berlalu, kegiatan PMR sudah
selesai. Akupun segera menuju ke gerbang sekolah, karena Kyla dan Lisa telah
menunggu lama di sana. “Duh seabad nunggu kamu San” kata Kyla kesal. “Hehe, ya
maaf. Yaudah yuk kita berangkat pergi beli tiket.” Ajakku. Sesampainya di tempat penjualan tiket
“Mbak beli tiketnya ya 3 buah.” Kataku bersemangat. “Maaf Dek, tiketnya tinggal
2.” “Kyl gimana nih, tiketnya tinggal 2?” kataku. “Yaelah, kamu sih San ikut
PMR segala, jadi kekurangan tiket kan?” jawab Kyla kesal. “Maaf Kyl, aku kan
juga nggak tahu kalau bakal kekurangan tiket. Kalau gitu ini tiketnya buat kamu
sama Lisa saja ya, aku nggak papa kok.” Jawabku. “Aku sebel deh sama kamu San,
kalau kayak gini kan kita jadi nggak bisa pergi bersama.” Kyla marah. “Duh,
jangan marah dong Kyl. Sungguh aku minta maaf ya.” Sesalku. Di rumah aku
memikirkan Kyla yang marah padaku. “Seharusnya aku tidak masuk PMR sehari saja,
duh bikin Kyla kecewa saja aku ini.” Tilulit! Suara handphone Sandra berbunyi.
“Halo, ini siapa ya?” “Hai, San, ini aku Lisa.” “Hai, Lisa, tumben telepon ada
apa?” tanyaku. “Jadi gini San, ternyata aku besok harus pergi ke luar kota
karena ada kepentingan keluarga, jadinya aku nggak bisa lihat konser. Jadi
tiketku buat kamu aja ya.” “Wah gitu ya Lis, beneran kamu Lis? Makasih banyak
ya Lis. Nanti aku fotoin EXO deh banyak pokoknya.” Jawabku senang. “Haha, iya
San beneran. Kalau gitu habis ini aku ke rumahmu ya.” Jawab Lisa. “Okay Lisa.”
Jawabku bersemangat.
Lisa sampai di rumahku. Aku
yang sedari tadi telah menunggu Lisa tersenyum lebar ketika Lisa sudah sampai
di depan rumahku. “Hai, San ini tiketnya.” “Makasih ya Lis, ini uang gantinya.”
“Nggak usah San, aku ikhlas kok.” Jawab Lisa. “Ya ampun, kalau gitu makasih banyak ya Lis, sayang kamu nggak bisa ikut.” Jawabku. “Haha, iya sayang banget. Lain kali deh kalau ada konser lagi, kita lihat bareng. Udah ya San aku mau pulang dulu.”. “Iya Lis, hati-hati ya.”
“Nggak usah San, aku ikhlas kok.” Jawab Lisa. “Ya ampun, kalau gitu makasih banyak ya Lis, sayang kamu nggak bisa ikut.” Jawabku. “Haha, iya sayang banget. Lain kali deh kalau ada konser lagi, kita lihat bareng. Udah ya San aku mau pulang dulu.”. “Iya Lis, hati-hati ya.”
Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba, Minggu pagi yang cerah Sandra dan Kyla berangkat ke tempat konser. Konser
berlangsung selama 3 jam, Sandra dan Kyla sangat senang bisa melihat idolanya
bernyanyi di depannya. “Akhirnya keinginan kita terwujud ya San.” Kata Kyla.
“Hehe, iya Kyl. Akhirnya kita bisa ketemu langsung sama idola kita.” Jawabku
senang. Beruntungnya Sandra dan Kyla mendapat tanda tangan sang idola. “Yeay,
bisa dijadikan semangat belajar nih.” Kataku senang. “Iya, yeay akhirnya.”
Subscribe to:
Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment